Kamis, 20 September 2007

Keterbatasan

Oleh: Fajar el Shahwah

Inilah komunitas manusia; yang mengelompok bukan karena mereka sama-sama dari satu garis keluarga, bukan karena mereka hidup dan besar dalam satu tempat yang sama, bukan karena mereka mempunyai kesamaan jenis pekerjaan, atau kebiasaan, atau apapun. Tapi komunitas itu mengelompok secara sadar karena kepentingan yang sama. Satu tujuan, satu garis perjuangan. Maka semua orang dalam komunitas itu menyatu padu, bekerja bersama, membahu badan, menyapih bumi, menjulang langit. Maka mewujudlah komunitas itu menjalani takdir sejarahnya. Dari kecil tak terlihat semula, sekarang tak tertampung oleh wadah-wadah besar negara. Bahkan pemikiran-pemikirannya berkembang mengangkasa, melampaui usia jaman pertumbuhan normalnya.

Namun perlu dicatat; bahwa komunitas itu adalah kelompok manusia biasa. Sama sekali manusia dengan seluruh sifat kemanusiaan yang melekatinya. Jika malaikat terhindarkan dari kesalahan, penuh nafas ketaatan, selalu tunduk dalam wilayah kebaikan; maka itulah faktanya. Tapi disebut manusia, lebih karena ia harus melakoni karakter kemanusiaannya. Ia tempat salah dan lupa, ia tempat lemah dan putus asa, mengeluh dan sejenisnya. Jika individu manusia dibalut segala kekhasan kemanusiaannya, maka komunitas manusia; tentu hanya mengumpulkan balutan kekhasan kemanusiaan individu-individunya. Mungkin, komunitas akan lebih mampu menjaganya, membuat perisai stabilitas untuk mengontrol tindakan-tindakannya, memperbanyak sifat-sifat malaikat terejawantahkan dalam aksi-aksinya. Tapi, tetap saja mereka adalah manusia yang tidak akan mampu menghilangkan karakter dan watak aslinya.

Tidak ada komentar: